Mungkin luka atau memar di daerah badan bisa hilang dengan obat yang ada di apotek. Tapi kamu pernah tau rasanya luka yang tidak akan pernah sembuh sampai kapan pun itu? Luka dari lisan mu yang tidak bisa ku bendung sendiri. Mungkin si penulis ini adalah aku yang menceritakan semua kejadian yang tidak bisa di ungkapkan kepada siapapun. Amarah yang terbenam begitu lama tidak akan pernah hilang dengan hanya “mengelus”
Ku akui rasa sakit ini tidak bisa kusembuhkan dalam waktu sebentar, perasaan perasaan kecil yang membuat ku merasa
“Sakit atau tidak” Kamu tidak akan pernah peduli. Aku memang diam, sangat diam. Tapi maksud dari diam ku bukan berarti aku tidak merasakan sakit atau bersikap acuh melainkan perasaan ku di sepelekan dari awal ku mengenalmu.
Ketika bersama mu, aku lupa caranya mengadu seperti layaknya perempuan,
Ketika bersama mu, aku lapa rasanya dihormati dan dilindungi perasaan dan fisik ini
Bahkan ketika bersamamu, aku tidak tau rasanya menangis bahagia karena mu.
Bukan dirimu yang tidak bisa menunjukan, tapi merubah seorang manusia itu tidak mungkin. Aku memang bukan apa apa bahkan bukan siapa siapa. Tapi mungkin aku akan terlihat berharga di mata orang yang tepat. Tidak haus akan hal terima kasih untukku dari mu, cukup kamu belajar menghargai seorang perempuan seperti kamu dulu menghargai ibumu